Saturday, August 1, 2015

Lelaki Malam

"Laki-laki tegap itu berjalan menyusuri tiap sudut gedung dan jalan-jalan yang ia lewati, ya, aku memperhatikannya, ia berperawakan tinggi, kuat, berpakaian rapi, memakai sepatu kets, dan gelang tali melingkar di pergelangan tangannya yang kiri. Aku terheran memandangnya seakan menyangsikan pekerjaan yang sedang ia tekuni, mencari botol bekas, kardus, atau apa saja yang ia pikir dapat dijadikan uang. Laki-laki yang ku temui tadi malam kira-kira berusia paruh baya, dan terus saja mengais bak sampah, satu-persatu beliau berhasil memasukkan benda-benda ke dalam karung besar yang dibwanya, beliau bersemangat untuk mengubah barang-barang tersebut menjadi uang. Dalam bekerja ia pun begitu apik, aku meperhatikan sarung tangan berbahan wol yang dipakainya untuk bekerja, mungkin untuk melindungi telapak tangannya dari benda-benda berbahaya. Aku hanya diam membisu, namun juga mengamati bahwa apa yang dikerjakannya sungguh mulia sekali, ia tidak peduli hawa malam yang dingin merasuk pori-pori, tapi sekali lagi aku memperhatikan penampilannya yang berbalut kemeja panjang, mungkin cukup untuk menghalau angin yang berhembus. Dengan langkah pasti, aku menghampiri dan menyapanya, ia menoleh dan membalas salamku, saat itu aku merasa bahagia, ya... aku bahagia bisa berbagi dengannya. Malam tadi Allah pasti telah mengatur jadwal pertemuan kami yang singkat, meskipun singkat kehadirannya tentu membuatku bersyukur atas segala pemberianNya. Kami berpisah begitu saja, tapi satu hikmah telah ku pelajari. Dan sampai bertemu pada pertemuan-pertemuan tak terduga selanjutnya!"

No comments:

Post a Comment