Sunday, September 20, 2015

Bila Manusia Berpacu dalam Melodi

Indahnya kehidupan ini sangat bergantung pada jiwa manusia, jiwa yang mulia, santun, dan sederhana. Mengingat sebuah lirik dari lagu Tommy Page; Life is full, a lot of up and down. Kehidupan yang sejati memang penuh dinamika 'atas dan bawah', yang alamiah dari kehidupan adalah sebuah ritme ataupun irama, bagaimana irama yang kita mainkan menjadi irama yang harmonis, meskipun tak jarang pula kita jumpai dan alami sendiri menjadi irama yang sendu, dan menyedihkan. Lagi-lagi manusia dituntut untuk berpacu dalam melodi, artinya menyelaraskan irama kehidupannya dengan penuh penghayatan dan kearifan.

Hal-hal yang berkaitan dengan kearifan tidak kita pelajari dalam situasi formal, namun kita bisa memulainya dari diri sendiri, bagaimana kita mencintai dan menyayangi diri kita dengan penuh penghargaan, mengasihi  keluarga kita dan orang-orang di sekitar kita, niscaya kita dapat memacu kehidupan kita dalam melodi. Tuhan menganugerahkan akal, pikiran, serta hati (perasaan) pada manusia untuk bisa mendapatkan tempat yang mulia disisiNya, lantas mengapa banyak dari kita yang menghinakan diri sendiri? - Penciptaan manusia berawal dari cinta kasih, Tuhan memposisikan manusia sebagai makhluk yang paling mulia dari seluruh ciptaanNya, untuk itulah Dia menempatkan manusia sebagai wakilNya di muka bumi. Bila manusia berpacu dalam melodi-melodi Tuhan, tentu mereka akan mengerti maksud dan tujuan Tuhan untuk menciptakanNya, memberi manusia beragam kesempatan untuk dapat meningkatkan kualitas ketuhanan, yang mana kualitas inilah yang membedakan manusia dengan ciptaan-ciptaanNya yang lain. Andai manusia mau sedikit saja berpacu dalam melodi, pastinya ia akan memainkan kehidupan ini dengan irama beserta lirik-liriknya yang indah.

No comments:

Post a Comment